Jepara, Jawa Tengah — Ratusan warga Desa Tunggul Pandean, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, meluapkan kekecewaan mendalam setelah Bupati Jepara urung hadir dalam agenda pertemuan membahas rencana pembangunan Gardu Induk PLN di atas tanah bengkok desa, Kamis (18/09/2025).
Kabar absennya Bupati yang disampaikan lewat pesan singkat ajudan, dengan alasan dipanggil kementerian, memicu amarah warga. Mereka menilai Bupati tidak serius mendengar jeritan rakyat yang menolak keras proyek tersebut.
“Keselamatan kami bukan bahan tawar-menawar! Gardu induk di tengah kampung jelas ancaman—radiasi, kebakaran, dan bahaya lingkungan nyata di depan mata. Kalau Bupati terus mangkir, sama saja beliau mengorbankan rakyatnya sendiri,” tegas salah seorang warga dengan nada lantang.
Warga juga mengecam minimnya transparansi. Tidak ada musyawarah, tidak ada pemberitahuan resmi, tiba-tiba tanah bengkok desa dialihfungsikan untuk proyek besar yang mengancam kehidupan mereka.
“Ini keputusan sepihak! Kami bukan penonton di tanah sendiri,” ujar warga lain.
Masyarakat menuntut Bupati turun langsung ke lapangan, bukan hanya mengutus ajudan atau sekadar berdalih.
“Kami ingin beliau hadir di sini, tatap muka dengan rakyat, bukan bersembunyi di balik alasan. Kalau aspirasi kami terus diabaikan, perlawanan warga akan semakin keras,” ancam perwakilan warga.
Kini, warga Tunggul Pandean menegaskan sikap bulat: menolak pembangunan gardu induk di wilayah mereka. Mereka menunggu Bupati datang, bukan dengan janji manis, tetapi dengan solusi nyata yang tidak merugikan masyarakat.