Sukabumi,Indonesiapublik.com,-Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) akan segera membangun alun-alun baru di Kecamatan Jampangtengah.
Proyek ruang terbuka hijau (RTH) pertama di Jampangtengah tersebut berlokasi di kawasan eks Terminal Bojonglopang, Desa Jampangtengah.
Sekretaris Disperkim Kabupaten Sukabumi, Herdiawan Waryadi mengatakan, pembangunan alun-alun Jampangtengah itu kini telah memasuki tahap akhir proses administrasi sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.
“Minggu ini akan dilakukan penandatanganan kontrak kerja setelah melalui proses lelang. Artinya, pembangunan akan segera dimulai,” ujar Herdiawan kepada Indonesiapublik.com, Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, pembangunan alun-alun Jampangtengah ini akan menelan anggaran sebesar Rp5.070.058.830. Herdiawan menjelaskan, tahapan awal proyek dimulai dengan pembongkaran bangunan eksisting yang berada di area pembangunan. Selain itu, akan dilakukan penertiban terhadap para pedagang serta pekerjaan cut and fill untuk meratakan lahan.
Lebih lanjut, Herdiawan menyebut alun-alun yang akan dibangun ini dirancang sebagai ruang publik tematik, yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul, tetapi juga menjadi pusat kegiatan warga, mulai dari kesenian, olahraga, hingga acara sosial dan budaya.
“Tujuan utamanya adalah menyediakan ruang terbuka yang representatif, nyaman, dan multifungsi bagi masyarakat Jampangtengah,” pungkasnya.
Warga Jampangtengah menyambut positif rencana pembangunan alun-alun baru tersebut. Dukungan terlihat dari inisiatif warga yang secara sukarela membongkar bangunan warung dan lapak dagangan mereka di area yang akan dibangun.
Camat Jampangtengah, Chaerul Ichwan, mengatakan bahwa sosialisasi terkait pembangunan alun-alun telah dilakukan oleh Forkopimcam bersama Disperkim pada 26 Mei 2025 lalu.
Menurutnya, antusiasme warga menandakan bahwa masyarakat Jampangtengah telah lama mengharapkan kehadiran ruang publik yang representatif.
“Lahan eks Terminal Bojonglopang memiliki luas sekitar 7.066 meter persegi, sesuai dengan sertifikat aset milik Pemda. Setelah diberikan pemahaman, warga dengan kesadaran sendiri melakukan pembongkaran bangunan tanpa paksaan. Situasi pun sangat kondusif,” ujarnya.
Chaerul juga menegaskan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan segera menggelar musyawarah bersama para pedagang terkait pemanfaatan alun-alun baru tersebut.
“Kami akan melakukan musyawarah bersama warga terutama pedagang sebelum dan sesudah pembangunan. Agar nantinya setelah pembangunan ada ruang untuk para pedagang,” tuturnya. (SA)