Beginilah Bentuk Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah Dalam Desa Dari Dinas Pertanian

banner 120x600

Tapanuli Utara,Indonesiapublik.Com-Musim kemarau yang berkepanjangan melanda wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara, mengakibatkan kekeringan lahan pertanian.

 

Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara pada TA 2020 menggulirkan Anggaran sebesar Rp189.850.000,00 rata-ratanya setiap paket untuk kegiatan pengelolaan lahan dan air dengan pembangunan irigasi air tanah dangkal salah satunya di Desa Padang siandong Kecamatan garoga dengan sumber dana Pinjaman Ekonomi Nasional (PEN).

Proyek pengelolaan lahan dan air dengan pembangunan irigasi air tanah dangkal tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat dirasakan oleh Penerima Hibah Manfaat (PHM), Kamis (27/07/2023).

 

Namun kenyataannya pada saat musim kering seperti saat ini tidak dirasakan manfaatnya oleh petani karena sarana irigasi air tanah dangkal yang semestinya aman dan bisa memberikan sisi manfaat.

 

Maka kenyataannya ada piranti pendukung pipanisasi terputus sehingga otomatis aliran air tidak bisa sampai pada sawah/perladangan kering petani sekitarnya serta gagalnya perencanaan.

 

Sahala arfan saragi SH salah satu aktivis Pemerhati lingkungan pertanian tetap mengapresiasi program pembangunan irigasi air tanah dangkal yang telah di bangun di bebera kecamatan yang ada di kabupaten Tapanuli Utara yang mana penanggung jawab oleh Dinas Pertanian namun SKPD teknis diharapkan tetap memantau sisi pemanfaatannya agar tidak terkesan program kegiatan itu berbasis serapan anggaran semata.

 

“Irigasi air tanah dangkal menjadi solusi lokal untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering yang hanya bisa melakukan penanaman padi, hotikultura satu kali dalam setahun,” ungkap Sahala arfan saragi SH

 

Sementara keluhan dari inisial SS dan TS warga Desa yang ada di sekitar lokasi banunan irigasi tersebut sangat menyayangkan dalam program pembangunan pemerintah yang baru dibangun dan belum sampai setahun sudah tidak berfungsi terkesan hanya sia-sia serta tidak ada dampak manfaatkan bagi para petani sekitar lokasi.

 

“Kami sangat kecewa dengan program itu, tapi hasil menfaat pada siapa, dan hanya dimanfaatkan satu orang saja serta pipa penyedotnya putus tidak pernah dapat dimanfaatkan” kesalnya SS.

 

Sementara Kepala Dinas Pertanian, SEY Pasaribu dan sekaligus dan Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura saat ditemui awak media di ruang kerjanya, la hanya berterima kasih atas informasi yang disampaikan elemen masyarakat nanti akan kami tinjau.

 

Petugaskan dari pengawasan selaku PPTK dalam pembangunan irigasi air tanah dangkal tersebut tidak pernah turun menindaklanjuti temuan elemen masyarakat dan tidak berupaya agar sarana bor air tanah dangkal untuk irigasi sawah betul-betul bisa dirasakan sisi manfaatnya oleh petani sekitar lokasi.

Jurnalis : J Tambuman.SH

 

J.Tambunan SH.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *